Kelas/No.
Absen : XI IPA 5/06
Kisah Sang Penulis
Wahyu
Oleh : Bagus
Erik Setyawan H.S
Judul Novel Asli : IL CIELO DISCESO DAL CIELO
Judul Novel Terjemahan : Surat Cinta dari Tuhan
Penulis :
Ahmad Abdul al – Waliyy Vincenzo
Penerjemah :
Widya Meriska Darwin
Penyunting :
Bunda Ina
Perancang Sampul : Zariyal
Penata Letak : Heru Tri Handoko
Penerbit :
Kaysa Media (Grup Puspa Swara)
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku :
vi + 414 Halaman
Cetakan ke :
1
No ISBN :
978- 979-215-000-8
Novel
yang berjudul “Surat Cinta dari Tuhan” ini ditulis oleh Ahmad Abdul Al – Waliyy
Vincenzo yang merupakan guru Islam terbesar sepanjang masa di Madrasah
Nizamiyah, Baghdad.
Si penulis ini merasa tertarik untuk menulis cerita tentang asal – usul Islam yang mempunyai alur novel barat dan memuat pengetahuan Timur.Buku ini memiliki daya tarik sendiri karena mengisahkan seorang anak laki – laki yang kelak menjadi penulis Al – Qur’an.
Si penulis ini merasa tertarik untuk menulis cerita tentang asal – usul Islam yang mempunyai alur novel barat dan memuat pengetahuan Timur.Buku ini memiliki daya tarik sendiri karena mengisahkan seorang anak laki – laki yang kelak menjadi penulis Al – Qur’an.
Beberapa saat sebelum penyebaran
agama Islam di Arab sering terjadi perang dan permusuhan antar suku . banyak
anak yang menjadi yatim, terutama di oasis yang bernama Yastrib ( sekarang
Madinah).Zaid kecil adalah salah satu diantara anak – anak yatim tersebut. Ia
menerima warisan sebidang tanah bersisi beberapa pohon kurma peninggalan
ayahnya,Tsabit. Ia juga juga mendapat hal lain yang lebih berharga , yaitu
hubungan pertemanan dengan Buraidah, kepala suku pengembara. Di sudut terpencil
gurun pasir, zaid dan saudara laki – lakinya mulai memahami perbedaan mendasar
antara pemuja patung berhala dan penyembah Tuhan, Sang Pencipta Alam Semesta. Penduduk
Arab merupakan pemuja berhala terbesar walaupun telah dipengaruhi agama yahudi
dan kristen, penyembah berhala Arab merupakan degenerasi dari agama kuno
Ibrahim yang disalahartikan menjadi takhayul belaka. Seorang anak perempuan
bernama Karima menanyakan cerita tentang perjalanan ke langit kepada Abu Umamah
itupun juga didengar oleh Zaid. Suatu hari Zaid dan Yazid diperintahkan oleh
Abu Umammah melafalkan Kitab Al – Qur’an seperti Al – Ikhlas, Al-Qadr. Nabi
Muhammad dan kaum Muhajirin hijrah ke Madinah tetapi tetap ada cobaan yang
mengahalanginya tetapi disanalah beliau bertemu Zaid bin Tsabit. Zaid dapat
menulis sebelum kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah, keluarganya merupakan
keturunan yahudi dan ia sudah mempelajari bahasa Ibrani sejak kecil. Berkat
Nabi Muhammad, menyediakan tempat belajar di masjid Madinah. Disana banyak umat
Muslimin yang belajar membaca dan menulis. Zaid Zaid melafalkan surat Al
Baqarah ayat 136 – 137 di hadapan Nabi Muhammad, dia melafalkan secara perlahan
dan tenang tanpa keraguan, Nabi Muhammad menghentikannya dam memulai ayat
baru yaitu surah Al Anfaal ayat 1 -5 dan
bahkan Rasulullah tampak senang mendengar itu, Rasulullah mengangkat Zaid
menjadi juru tulisnya tetapi Zaid tidak bisa menulis. Sehingga Rasulullah
menyuruh Ubaidah mengajar Zaid agar bisa menulis dan Zaid menjadi Juru Tulis
Rasulullah. Buku ini memiliki kelebihan yaitu menceritakan sejarah Islam,
terbentuknya tulisan Al – Qur’an yang digunakan sampai saat ini, menceritakan
seorang anak laki – laki yang periang, pekerja keras,yang mengagumi Islam dan
menjadi Juru Tulis Rasulullah. Selain itu buku ini menggunakan alur campuran
sehingga menyulitkan pembaca memahami jalan cerita novel ini serta ada beberapa
kata salah pengetikan yang harus dibenahi dan kosakata asing bahasa Arab yang
belum dijelaskan. Buku ini
disarankan untuk pembaca muslim agar pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan
tentang sejarah Islam khususnya terbentuknya tulisan Al – qur’an yang digunakan
sampai saat ini dan sahabat Rasulullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar